Integritas
Integritas adalah konsistensi dan keteguhan
yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan
definisi lain dari integritas
adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan
prinsip.
Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran
dari tindakan seseorang. Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau
munafik). Seorang dikatakan “mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai
dengan nilai, keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya (Wikipedia).
Mudahnya, ciri seorang yang berintegritas ditandai oleh
satunya kata dan perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak dapat
dipegang. Seorang yang mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak
wajah dan penampilan yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya.
Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang
mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan (trust) dari pegawainya. Pemimpin yang berintegritas dipercayai karena apa yang
menjadi ucapannya juga menjadi tindakannya. Dan dalam sebuah organisasi, integritas seorang pemimpin memegang peranan
penting dalam kelangsungan organisasi tersebut.
A. Tinjauan
Umum
Indonesia memiliki wilayah yang
sangat luas yaitu tanah sekitar 1,937 juta km2, luas laut kedaulatan
3,1 juta km2, dan luas laut ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) 2,7 juta
km2. Jarak dari barat ke timur lebih panjang dari pada jarak antara London dan
Siberia sebagaimana yang pernah digambarkan oleh Multatuli. Indonesia merupakan
kawasan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 17.108 pulau
besar dan kecil. Termasuk dalam kawasan kepulauan ini adalah pulau-pulau besar
seperti Sumatra, Jawa, sekitar tiga perempat Borneo, Sulawesi, kepulauan Maluku
dan pulaupulau kecil di sekitarnya, dan separoh bagian barat dari pulau Papua
dan dihuni oleh ratusan suku bangsa. Pulau-pulau ini terbentang dari timur ke
barat sejauh 6.400 km dan sekitar 2.500 km jarak antara utara dan selatan.
Garis terluar yang mengelilingi wilayah Indonesia adalah sepanjang kurang lebih
81,000 km dan sekitar 80 persen dari kawasan ini adalah laut. Jadi di dalam
daerah yang demikian luas ini terkandung keanekaragaman baik secara geografis,
ras maupun kultural yang seringkali menjadi kendala bagi proses integrasi
nasional. Dengan konstruksi kewilayahan yang semacam itu laut merupakan unsur
yang dominan dalam sejarah Indonesia.
Wilayah yang sedemikian luas
tentunya harus mempunyai konsep dasar dalam mengintegrasikan unsur-unsur secara
nasional. Kesatuan wilayah secara teritorial tidak serta merta terwujudnya
kesatuan secara menyeluruh bidang Politik, ekonomi, social, budaya dan hankam.
Pola pembinaan yang terencana menjadi tuntutan yang utama dalam mengantisipasi
berbagai tantangan secara teritorial di era globalisasi saat ini. Penyatuan
teritorial wilayah walaupun secara de jure sudah layak menjadi bagian
intergrasi dari suatu Negara, tidak akan menjadi kokoh integrasi secara nasional, tanpa memperhatikan komponen sosial atau sumber daya manusia.
Komponen penduduk dari suatu
negara sebagian unsur organik yang
sifatnya dinamis mempunyai peran besar dalam bersikap berupa
pandangan-pandangan dalam menyatukan ide-ide tentang Integrasi wilayah.
Penyatuan ide-ide itu penting mengingat sifat dinamis itu memungkinkan resisten
sekali terhadap arus yang mungkin memporakporandakan sendi-sendi Integrasi
wilayah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ideologi Negara
pancasila harus ditafsirkan sebagai aturan main secara umum dalam menjalin kesatuan wilayah walaupun dalam keberagam
sosial-budaya. Sehingga idiologi ini sebagai modal dasar membangun cara pandang
terhadap kesatuan wilayah melahirkan energy kolektif pada penduduk atau
masyarakat diberbagai tempat,
sebagaimana menurut Maryani
(2005) menyatakan
Energi kolektif masyarakat merupakan pengikat dan pengontrol
setiap individu dalam masyarakat, terekspresi dalam prilaku. Bila energy
kolektif hancur maka hancur pulalah keharmonisan, keseimbangan, keserasian, dan
keselarasan dalam masyarakat. Energi kolektif masyarakat atau social capital,
atau social invesment harus senantiasa dipelihara, dan ditransformasikan di
berbagai institusi yang ada di masyarakat, salah satunya adalah melalui lembaga
pendidikan.
Merujuk pada pendapat tersebut suatu hal yang tak terbantahkan
jika pola pembinaan menuju intergrasi secara nasional dari wilayah NKRI dalam
situasi sosial yang beragam melalui pola pembinaan masyarakat /individu secara
terstruktur dalam lembaga formal. Tentunya konsep yang sesuai untuk melakukan
pembinaan dan penanaman model karakter yang berlandasakan kerangka keruangan
adalah pembelajaran geografi, sebagaimana karakteristik mata pelajaran geografi
yang tersirat dalam rambu-rambu kurikulum 2004 (Bahan Ajar geografi SMA/SMK PLPG Rayon 110 UPI
Bandung) adalah sebagai berikut :
1.
Pembelajaran
geografi memperhatikan aspek keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah.
Pengorganisasian materi dimulai dari pengenal;an fenomena geografis dengan
memanfaatkan bentang alam sekitarnya sebagai sumber informasi geografi. Bersamaan
dengan kemajuan teknologi informasi, geografi mengembangkan system informasi
dari konvensional kedalam penyajian mutakhir dalam bentuk system informasi.
2.
Dalam
pembelajaran geografi, lapang merupakan sumber materi dan sekaligus media
belajar langsung. Lapangan sebagai sumber infornmasi merupakan tantangan yang
penuh dengan permasalahan yang menuntut jawaban dan penyelesaian. Untuk
memahami fenomena geografi para siswa
seyogyannya diajak melakukan kontak langsung dengan lapangan dalam kegiatan
lapangan (fieldwork).
3.
Prosedur
kerja penelitian geografi hampir sama dengan prosedur kerja penelitian
ilmu-ilmu lainnya yaitu dari perumusan masalah, pengumpulan data, analisis
data, dan penarikan kesimpulan. Dalam proses pembelajaran di SMA/MA
implementasi prosedur kerja tersebut perlu diperkenalkan walaupun tingkat kedalamannya
tidak sama dengan yang diberikan di perguruan tinggi. Dengan cara demikian
siswa sudah mulai dilatih dan dibiasakan untuk mendeskripsikan, menjelaskan
memprediksi dan menemukan konsep dari
fenomena geosfer yang
dipelajarinya.
Memandang
karakteristik pembelajaran geografi sangat relevan melakukan penanaman nilai
karakter yang mampu menumbuklan kerangka keruangan dalam meninjau Integrasi
wilayah NKRI. Pengetahuan dasar dalam mengenalkan wilayah NKRI menyangkut
komponen sosial-budaya, politik, ekonomi, dan hankam menjadi ujung tombak
sasaran pengenalan dalam perspektif keruangan geografi.
Pengenalan komponen-komponen dalam
perspektif keruangan tadi diharapakan berpengaruh dalam menumbukan rasa
nasionalisme dari individu peserta didik sebagai warga Negara Indonesia. Sebagaimana tujuan dan fungsi pendidikan
nasional dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa :
“Mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Keberhasilan
penanaman konsep-konsep dalam pembelajaran geografi akan melahirkan karakter
kebanggaan terhadap diri dan lingkungannya yaitu wilayah NKRI. Sebagaimana
menurut Maryani (2006) mengemukakan “Lembaga pendidikan sarat dengan nilai, baik
itu pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Pendidikan geografi merupakan
salah satu mata ajar yang sarat dengan nilai-nilai kebersamaan sebagai satu
kesatuan wilayah (baca Indonesia), memberikan wawasan global dan makna akan
pentingnya keberagaman dalam mencapai kemajuan bersama.”
Selajutnya
bagaimana peran serta pembelajaran geografi dalam memupuk Integrasi NKRI akan diuraikan pada Tema-tema di bawah ini !
1.
Integrasi Nasional Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2.
Perspektif Keruangan Melalui Pembelajaran geografi
B. Tema
Permasalahan
1.
Integrasi Nasional Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Dalam usaha mencapai tujuan nasional
masih banyak yang mempunyai pandangan berbeda atau persepsi berbeda. Untuk itu
pemerintah Indonesia telah mempunyai rumusan dalam konsep pandangan nasional
yang komprehensif dan integral dalam bentuk wawasan nusantara. kawasan ini akan
memberikan konsepsi yang sama pada peserta didik tentang visi ke depan bangsa
Indonesia untuk menciptakan kesatuan dan persatuan, sehingga akan menghasilkan
integrasi nasional. Secara etimologis, integrasi berasal dari kata integrate,
yang artinya memberi tempat bagi suatu unsur demi suatu keseluruhan. Kata
bendanya Integrasi berarti utuh. Menurut Kusrahmadi Secara teoretis integrasi dapat dilukiskan
sebagai pemilikan perasaan keterikatan pada suatu pranata dalam suatu lingkup
teritorial guna memenuhi harapan-harapan yang bergantung secara damai di antara
penduduk. Oleh karena itu, pengertian integrasi adalah membuat
unsur-unsurnya menjadi satu kesatuan dan utuh. Integrasi berarti menggabungkan
seluruh bagian menjadi sebuah keseluruhan dan tiap-tiap bagian diberi tempat,
sehingga membentuk kesatuan yang harmonis dalam kesatuan Negara Republik
Indonesia (NKRI) yang bersemboyankan “Bhineka Tunggal Ika”. Integrasi nasional
merupakan hal yang didambakan yang dapat mengatasi perbedaan suku,
antargolongan, ras, dan agama (SARA). Kebhinekaan ini merupakan aset bangsa
Indonesia jika diterima secara ikhlas untuk saling menerima dan menghormati
dalam wadah NKRI. Selajutnya Integrasi nasional diperjelas menurut drake sbb:
Menurut Drake integrasi nasional adalah suatu konsep yang multidimensional, kompleks, dan dinamis.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam integrasi nasional antara lain
sebagai berikut.
1.
Pertama,
pengalaman historis yang tampil
sebagai kekuasaan yang kohesif, berawal dari penderitaan yang menjadi bagian
warisan bersama sebuah negara.
2.
Kedua,
atribut sosio-kultural bersama
seperti bahasa, bendera, bangsa yang membedakan dengan bangsa lain dan yang memungkinkan
WNI memiliki rasa persatuan.
3.
Ketiga,
interaksi berbagai pihak di dalam
negara kebangsaan dan adanya interdependensi ekonomi regional (Filip Litay,
1997; 10).
Masyarakat Indonesia sangat
heterogin dan pluralistis. Oleh karena itu, bagi integrasi sosial budaya
unsur-unsurnya memerlukan nilai-nilai sebagai orientasi tujuan kolektif bagi
interaksi antarunsur. Dalam hubungan ini ideologi bangsa, nilai nasionalisme,
kebudayaan nasional mempunyai fungsi strategis. Nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya dapat menggantikan nilai-nilai tradisonal dan primodial yang tidak
relevan dengan masyarakat baru. dengan demikian nilai nasionalisme memiliki
nilai ganda, yaitu selain meningkatkan integrasi nasional, juga berfungsi
menanggulangi dampak kapitalisme dan globalisasi serta dapat mengatasi segala
hambatan ikatan primordial.
Dalam integrasi nasional masyarakat
termotivasi untuk loyal kepada negara dan bangsa. Dalam integrasi terkandung
cita-cita untuk menyatukan rakyat mengatasi permasalahan SARA melalui pembangunan
integral. Integrasi nasional yang solid akan memperlancar pembangunan nasional
dan pembangunan yang berhasil akan memberikan dampak positip terhadap negara
dan bangsa sebagai perwujudan nasionalisme. Dengan berhasilnya pembangunan
sebagai wujud nasionalisme, konflik-konflik yang mengarah kepada perpecahan
atau disintegrasi dapat diatasi karena integrasi nasional memerlukan kesadaran
untuk hidup bersama dalam mewujudkan masyarakat yang harmonis. Negara dan
bangsa sebagai institusi yang diakui, didukung, dan dibela oleh rakyat
diharapkan mampu mengakomodasikan seluruh kepentingan masyarakat dan
memperjuangkan nasib seluruh warga bangsa.
A. Perspektif
Keruangan Melalui Pembelajaran geografi
Istilah geografi dikenal dalam berbagai bahasa, seperti geography
(Inggris), geographie (Prancis), die geographie/die erdkunde (Jerman),
geografie/ aardrijkskunde (Belanda) dan geographike (Yunani). Di
Indonesia sebelum tahun 1974 dikenal dengan istilah Ilmu Bumi. Kata geografi
itu sendiri berasal dari Kata Yunani Geographia. Istilah itu muncul 300 SM, Geo
artinya bumi, dan graphia atau graphein adalah gambaran atau mencitrakan.
Pada perkembangan selanjutnya geografi berkembang sesuai
dengan perkembangan jaman di Indonesia berdasarkan Seminar dan Lokakarya di
Semarang Tahun 1988 berhasil dirumuskan definisi geografi. Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari persamaan dan
perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan
dalam konteks keruangan. Selajutnya menurut Spellman (2010:3-4)
“Geography is a science, an all-encompassing science that
seeks to bridge and understand, through an understanding of location and place,
the world’s physical and human features. Geography teaches us where things are
and how they got there; it looks at the spatial connection between people,
places, and the Earth.”
Maka merujuk pada uraian di atas
geografi mengajarkan kita studi tentang
lokasi dan tempat dan bagaimana hubungannya secara keruangan atau
spasial dalam menjalankan kehidupan di lingkungannya.
Terkait dengan tema terdahulu
tentang integrasi nasional pemahaman konsep keruangan sangan diperlukan guna
memperikan kerangka berpikir yang integratif menyangkut unsur-unsur dalam
ruang. Pemahaman ini perlu di tanamkan melalui pembelajaran geografi. Sebagaimana
menurut Sumaatmadja ((1997:15)
dikemukakan;
“dalam
mempelajari dan mengajarkan geografi, pendekatan interdisipliner, atau
setidak-tidaknya multidimensional, menjadi ciri khas pengajaran geografi. Oleh karena itu, kemampuan melakukan
pendekatan interdisipliner atau multidimensional, harus menjadi kemampuan dasar
guru geografi”.
Terintegrasinya konsep yang
disampaikan dalam pembelajaran geografi akan melatih siswa dalam memahami
keberagaman sosial-budaya, sumber daya alam yang ada di wilayah NKRI. Kondisi
ini patut dicerna sebagai langkah membuka wawasan berpikir yang nantinya di
integrasikan dalam sikap dan berprilaku sebagai bangsa Indonesia yang penuh
keberagaman. Harapan itu senada pula menurut Arvey dan Brian Holly (1981)
menyatakan bahwa
“Pembelajaran geografi sangat
penting untuk memahami (1) ketimpangan distribusi sumberdaya alam; (2)
meluruskan padangan tentang pengetahuan yang sifatnya pragmatis; (3) advocacy
pendekatan deduktif-prediktif; (4) berguna bagi memahami masalah-maslah
kemanusiaan di dunia.(Maryani, 2006)”
Jadi intinya peranan pembelajaran
geografi disini memunculkan kekhasan dalam penyampaian berupa kemasan materi
menyangkut potensi di wilayah NKRI yang mampu dipahami sehingga dari materi
tersebut diharapkan muncul sikap atau prilaku yang berlandaskan pemahaman
terhadap perspektif keruangan dari
Wilayah NKRI. Sehingga kebermaknaan geografi harus benar-benar ditanamkan dalam
setiap proses pembelajaran . Untuk meningkatkan kebermaknaan pembelajaran
geografi, UNISCO (1965) memberikan alternatifnya, yaitu
“The
aim of any selective teaching of Geography must be to concentrate on the
problem often crucial, which men need solve so to provide for increasing
numbers and a higer standard of living. Any account, however summery, of what
must be done to ensure that the world potensials resources are used for
improving the condition of existence and the living standard of these indeed
shows the immensity of the tasks a waiting the men of tomorrow, who are our
pupil to day.”
Hal ini sebagaimana menurut Maryani (2006) dikemukakan :
Dengan demikian pengajaran geografi
harus berorientasi pada
1) permasalahan yang actual berkembang
di sekitar anak didik;
2) kepentingan dan psikologi
perkembangan anak didik;
3) peningkatan taraf hidup melalui
pengenalan dan pemanfaatan sumberdaya;
4) harus berorientasi ke masa depan, ;
5) memberikan wawasan global, baik
dalam bentuk peluang maupun tantangan.(http://www.dikmenum.go.id)
Jika peserta didik sudah mengenal
kondisi dan potensi wilayahnya dari hasil pembelajaran, maka mereka harusnya mempunya landasan konsep
tentang keberagaman NKRI yang harus di pahami sebagai kekhasan dalam konteks
keruangan sebagai wilayah suatu Negara, yang mana didalamnya dihuni oleh
penduduk yang pluralisti dan potensi
sumber daya alam yang melimpah.
C. Kesimpulan
Integrasi nasional merupakan wujud
yang mencerminkan kokohnya persatuan dalam bingkai NKRI, konsisi ini memerlukan
pembinaan yang terstruktur dan trencana secara efektif. Pembelajaran geografi
mempunyai andil besar dalam melakukan pola pembinaan melalui lembaga
persekolahan. Karakteristik pembelajaran geografi yang interdispliner dalam
konteks keruangan dapat melatih pola
berpikir kompleks dalam memandang
kebaragaman di dalam wilayah NKRI. Pandangan yang menyeluruh dalam pola pikir
setiap peserta didik akan memberikan dasar persepsi yang sama tentang Integrasi
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penanaman persepsi yang
sama diharapkan dapat membawa bangsa menuju kesepahaman dan kesehatian dalam
mewujudkan cita-cita nasional. Suatu persepsi atau pandangan yang berbeda-beda
dalam mencapai tujuan bersama akan merugikan kesatuan, kebersamaan dan
keserasian sehingga menimbulkan gejolak sosial yang dapat merugikan bangsa
secara keseluruhan sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa.
Dengan demikian
integrasi nasional tak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran secara umum
dipersekolahan dan secara khusus karakteristik pembelajaran geografi mempunyai
andil besar membentuk persepsi yang sama dalam menaggapi Integrasi NKRI dalam
konteks keruangan yang di dalamnya sarat keberagaman.
Saya Achmad Halima Saya ingin menyaksikan karya baik ALLAH dalam hidup saya untuk orang-orang saya yang tinggal di sini di Indonesia, Asia dan di beberapa negara di seluruh dunia.
BalasHapusSaya saat ini tinggal di sini di Indonesia. Saya seorang janda dengan empat anak dan saya terjebak dalam situasi keuangan pada Maret 2017 dan saya harus membiayai kembali dan membayar tagihan saya,
Saya adalah korban penipuan kredit 3-kredit, saya kehilangan banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang yang berutang, saya dibebaskan dari penjara dan saya bertemu dengan seorang teman, yang saya jelaskan situasi saya dan kemudian memperkenalkan saya kepada perusahaan pinjaman bahwa ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM dapat diandalkan.
Untuk orang-orang yang mencari pinjaman? Jadi Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman di internet penipuan di sini, tetapi mereka masih sangat nyata di perusahaan pinjaman palsu.
Saya mendapatkan pinjaman dari ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM sebesar Rp900.000.000 dengan sangat mudah dalam waktu 24 jam yang saya lamar, jadi saya memutuskan untuk berbagi pekerjaan baik ALLAH melalui ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM dalam kehidupan keluarga saya. Saya menyarankan jika Anda membutuhkan pinjaman, silakan hubungi ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM. hubungi mereka melalui email:. (alexanderrobertloan@gmail.com)
Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (achmadhalima@gmail.com) jika Anda merasa kesulitan atau ingin prosedur untuk mendapatkan pinjaman.